Breaking News

Capek Hidup Konsumtif? Minimalisme Jadi “Healing” Anak Muda

 

IDEAJA.COM – Di tengah budaya konsumtif dan tekanan sosial media untuk selalu “punya lebih”, banyak anak muda kini justru memilih arah sebaliknya: hidup sederhana lewat gaya hidup minimalis. Bagi mereka, kebahagiaan bukan lagi diukur dari banyaknya barang, tapi dari rasa tenang dan hidup yang lebih bermakna.

Secara psikologis, gaya hidup minimalis membantu seseorang mengurangi stres dan kecemasan akibat keinginan yang tidak pernah selesai. Dengan memiliki lebih sedikit barang dan fokus pada hal-hal penting, otak menjadi lebih tenang, ruang terasa lega, dan waktu lebih banyak untuk hal yang benar-benar berharga seperti keluarga, teman, dan pengalaman hidup.

Fenomena ini juga muncul sebagai bentuk perlawanan terhadap konsumerisme digital, di mana iklan dan tren media sosial terus mendorong orang untuk membeli sesuatu yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Minimalisme menawarkan kebebasan dari siklus tersebut, dengan pesan sederhana: cukup itu cukup.

Bagi banyak anak muda, hidup minimalis bukan berarti pelit atau anti kemewahan, tapi sadar diri dalam memilih. Dengan membeli lebih sedikit namun berkualitas, mereka merasa lebih bahagia, ringan, dan punya kendali lebih besar atas hidup sendiri.

Type and hit Enter to search

Close