IDEAJA.COM – Konsep self-love atau mencintai diri sendiri kini populer di kalangan anak muda. Namun, banyak yang salah paham dan menganggap self-love sebagai pembenaran untuk bersikap egois atau tidak peduli pada orang lain. Padahal, keduanya memiliki perbedaan mendasar dalam hal niat dan dampaknya terhadap sekitar.
Self-love adalah bentuk kasih sayang dan penerimaan terhadap diri sendiri, memahami batas, kebutuhan, dan nilai diri tanpa merugikan orang lain. Orang yang mempraktikkan self-love tahu kapan harus berkata “tidak”, kapan butuh istirahat, dan bagaimana menghargai diri sendiri dengan cara sehat.
Sebaliknya, egois muncul ketika seseorang menempatkan kepentingan pribadi di atas segalanya tanpa mempertimbangkan perasaan atau kebutuhan orang lain. Alih-alih menumbuhkan keseimbangan, sikap egois justru menciptakan jarak sosial dan membuat hubungan menjadi tidak sehat.
Psikolog menyarankan untuk menumbuhkan self-love yang empatik, yaitu mencintai diri tanpa kehilangan empati terhadap sesama. Dengan begitu, kita bisa tetap menjaga kesehatan mental sekaligus membangun hubungan yang lebih tulus dan saling menghargai.
