DEAJA.COM – Di era media sosial, kita sangat mudah terjebak dalam permainan perbandingan. Saat membuka layar ponsel, kita melihat teman yang baru saja promosi jabatan, tetangga yang sukses membuka usaha, atau kenalan lama yang keliling dunia. Tanpa sadar, kita mulai mempertanyakan: “Kenapa aku belum seperti mereka?”
Namun, satu hal penting yang sering kita lupakan adalah setiap orang punya jalur dan waktu keberhasilan yang berbeda-beda.
Membandingkan prosesmu—yang penuh perjuangan, kegagalan, dan pembelajaran—dengan hasil akhir orang lain—yang mungkin sudah melalui bertahun-tahun kerja keras—adalah tidak adil, dan hanya akan menggerus rasa percaya diri.
Mengapa Perbandingan Merugikan?
-
Menciptakan tekanan mental yang tidak perlu
-
Melemahkan motivasi pribadi
-
Mengabaikan pencapaian kecil yang telah diraih sendiri
-
Membuat kita fokus pada kekurangan, bukan pertumbuhan
Cara Menghindari Perbandingan Tidak Sehat
-
Ingat bahwa media sosial adalah highlight, bukan kenyataan penuh.
Yang kita lihat hanya cuplikan terbaik, bukan cerita lengkap di balik layar. -
Evaluasi diri terhadap progres masa lalumu, bukan orang lain.
Bandingkan dirimu hari ini dengan dirimu 1 tahun lalu—itulah tolok ukur sebenarnya. -
Syukuri langkah kecil yang telah dicapai.
Progres tidak harus besar untuk layak diapresiasi. -
Tetapkan tujuan yang realistis dan sesuai dengan kapasitas diri.
Fokus pada pertumbuhan, bukan kecepatan. -
Ingatkan diri bahwa keberhasilan bukanlah lomba.
Tidak semua orang harus “sampai” pada waktu yang sama.
Kita semua berada di titik awal dan rintangan yang berbeda. Alih-alih membandingkan, lebih baik belajar dari orang lain dan menjadikannya inspirasi—bukan sebagai beban. Terus melangkah, meski pelan, selama itu ke arah tujuanmu, itu sudah cukup.
Karena yang paling penting bukan siapa yang paling cepat sampai, tapi siapa yang tetap setia melangkah.
Redaksi
IDEAJA.COM – Inspirasi, Cerdas, Inovatif.