• Jelajahi

    Copyright © IDEAJA.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan 300x250

    Apa Itu Overthinking? Kenali Dampaknya terhadap Kesehatan Mental dan Fisik

    Redaksi
    Jumat, 20 Juni 2025, 14:30 WIB Last Updated 2025-06-24T07:11:00Z
    masukkan iklan disini
    masukkan script iklan disini

     





    IDEAJA.com – Dalam dunia yang serba cepat dan penuh tekanan, banyak orang kerap terjebak dalam kebiasaan berpikir berlebihan atau dikenal sebagai overthinking. Meskipun berpikir secara mendalam bisa menjadi kekuatan dalam mengambil keputusan, terlalu sering melakukannya justru berisiko merugikan kesehatan mental maupun fisik.


    Overthinking bukanlah istilah medis, tetapi sering digunakan dalam psikologi populer untuk menggambarkan kecenderungan menganalisis secara berlebihan suatu kejadian, kemungkinan, atau keputusan hingga menyebabkan stres atau kecemasan


    Apa Itu Overthinking?


    Overthinking terjadi saat seseorang terus-menerus memikirkan hal yang sama, mengulang-ulang kemungkinan skenario, atau membayangkan situasi buruk yang belum tentu terjadi. Ini bisa berupa ruminasi (memikirkan masa lalu) maupun kekhawatiran berlebihan terhadap masa depan.


    Menurut American Psychological Association (APA), overthinking sering kali merupakan gejala dari gangguan kecemasan umum (GAD) dan bisa memicu gangguan suasana hati seperti depresi.


    Gejala Umum Overthinking


    Beberapa tanda bahwa seseorang sedang mengalami overthinking antara lain:

    • Terus memikirkan kesalahan di masa lalu

    • Sulit mengambil keputusan, meskipun sederhana

    • Mengulang percakapan atau situasi dalam pikiran

    • Mengalami ketegangan fisik tanpa sebab jelas

    • Sulit tidur atau kualitas tidur menurun

    • Merasa lelah karena mental terus bekerja


    Dampak Overthinking terhadap Kesehatan

    Overthinking yang berlangsung terus-menerus tidak hanya memengaruhi kondisi psikologis, tetapi juga berdampak secara fisiologis. Berikut beberapa dampak yang bisa timbul:

    1. Stres Berkepanjangan

    Berpikir berlebihan memicu sistem saraf simpatik, meningkatkan produksi hormon stres seperti kortisol. Jika berlangsung lama, ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.

    2. Gangguan Tidur (Insomnia)

    Pikiran yang tak kunjung berhenti membuat banyak orang kesulitan tidur. Kualitas tidur yang buruk berujung pada kelelahan kronis, gangguan fokus, hingga penurunan daya tahan tubuh.

    3. Masalah Pencernaan

    Stres yang disebabkan oleh overthinking bisa memengaruhi sistem pencernaan, memicu gejala seperti sakit perut, mual, atau irritable bowel syndrome (IBS).

    4. Kesehatan Mental Terganggu

    Dalam jangka panjang, overthinking dapat berkontribusi pada berkembangnya gangguan kecemasan, depresi, bahkan serangan panik.


    Mengapa Kita Overthinking?

    Penyebab overthinking bisa bervariasi, namun beberapa faktor umum meliputi:

    • Perfeksionisme, keinginan selalu mengambil keputusan yang “paling benar”

    • Ketidakpastian, sulit menerima hal-hal yang tidak bisa dikendalikan

    • Pengalaman traumatis masa lalu

    • Kurangnya rasa percaya diri atau harga diri rendah


    Opini Redaksi: Berpikir Sehat Itu Perlu, Tapi Ada Batasnya

    Berpikir kritis merupakan kemampuan yang bernilai tinggi. Namun saat berpikir berubah menjadi berlebihan, itu bukan lagi kekuatan—melainkan beban. Overthinking adalah bentuk kelelahan mental yang sering kali tidak disadari. Ia tidak tampak di permukaan, tetapi bisa menggerogoti kualitas hidup secara perlahan.


    Masyarakat perlu diberikan pemahaman bahwa memproses pikiran secara sehat berbeda dengan menganalisis berlebihan. Memahami kapan harus berhenti berpikir dan mulai bertindak adalah keterampilan penting di era modern.


    Mengelola overthinking bukan tentang mematikan pikiran, tetapi mengarahkan pikiran secara lebih sadar, produktif, dan solutif.


    🛠️ Tips Mengelola Overthinking secara Sederhana:

    1. Tuliskan isi pikiran dalam jurnal – untuk melepaskan beban pikiran

    2. Terapkan teknik mindfulness – fokus pada saat ini

    3. Beri batas waktu untuk berpikir – misalnya hanya 10 menit per hari

    4. Alihkan energi ke aktivitas fisik atau hobi

    5. Evaluasi ulang standar diri yang terlalu tinggi


    IDEAJA.com mengajak pembaca untuk mengenali sinyal tubuh dan pikiran. Ketika overthinking mulai mengganggu, itu pertanda kita butuh rehat, bukan justru menambah beban dengan menganalisis segalanya.

    Komentar

    Tampilkan